Sempat Dikira Kecelakaan Tunggal, Siswa SMK di Surabaya Tewas Dianiaya Geng Motor Usai Melayat


Tribun Jatim/Tony Hermawan

Karangan bunga di kediaman keluarga MDA (19), pelajar SMK kelas XII di Manukan, Surabya Barat, yang meninggal dengan badan penuh luka karena dianiaya geng motor di di Jalan Sukomanunggal IV, Surabaya, Minggu (26/1/2025) dinihari. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Seorang siswa SMK kelas XII berinisial MDA (19) meninggal dengan badan penuh luka di Jalan Sukomanunggal IV, Surabaya, akibat dianiaya geng motor pada Minggu (26/1/2025) dinihari.

Tragisnya, MDA dianiaya saat pulang dari kegiatan melayat bersama beberapa temannya. Selain MDA, temannya yang berinisial MF juga mengalami luka serius dan kini dirawat intensif di RSUD dr. Soetomo. 

Informasi yang disampaikan AF, salah satu teman korban, menyebutkan, pada Sabtu (25/1/2025) malam sekitar pukul 20.00, dia bersama MDA dan MF serta sejumlah teman-temannya sebanyak 10 orang berangkat melayat ke rumah rekannya di Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya Barat.

Sekitar pukul 00.00 dini hari, saat perjalanan pulang menuju kediaman mereka di Manukan, rombongan mereka dihadang oleh enam orang yang mengendarai sepeda motor di perempatan Jalan Sukomanunggal. 

"Mereka tiba-tiba muncul dan menghentikan kami. Mereka membawa senjata tajam jenis double stick dan memaksa kami berhenti. Kami sangat ketakutan," kata AF.

 Para pelajar berusaha menyelamatkan diri dan berpencar. AF mengingat, "Saya melihat MDA dan FM di depan, tetapi kemudian mereka menghilang dari pandangan." 

Sesampainya di Manukan, mereka menyadari MDA dan FM tidak ada.  

Salah satu teman kemudian kembali ke lokasi kejadian dan menemukan MDA dan FM tergeletak di jalan dengan banyak luka.

Petugas medis kemudian mengevakuasi kedua korban ke RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Baca juga: Antok Ajak Check-in Minggu Malam, Jasad Uswatun Dimutilasi Senin: Sudah Direncanakan Jauh Hari

 

AF menduga teman-temannya menjadi korban pengeroyokan oleh keenam pemuda yang menghentikan mereka.  

Dugaan tersebut diperkuat oleh keterangan Achmad Tony Suliono, ayah MDA yang meyakini anaknya menjadi korban pengeroyokan geng motor.  

"Lukanya hanya di dahi akibat pukulan benda tumpul. Jika kecelakaan, pasti ada luka lain dan motornya pasti lecet," jelas Tony. 

Tony mendapat informasi dari teman-teman anaknya bahwa sebelum ditemukan meninggal, MDA dan teman-temannya dihadang oleh enam orang bersepeda motor di perempatan Jalan Sukomanunggal.  

Baca juga: Polisi Amankan Kerabat Tersangka Rohmad di Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah, Perannya Masih Didalami


Kelompok tersebut mengancam mereka dengan double stick, dan para pelajar berusaha melarikan diri.  

Setelah kejadian itu, MDA tidak dapat ditemukan hingga akhirnya ditemukan tewas. "Malam itu MDA pamit untuk melayat ke rumah temannya di Sememi," ujar Tony. 

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa MDA meninggal akibat kecelakaan tunggal.

Namun, Tony tidak mempercayai kabar tersebut dan yakin anaknya menjadi korban kekerasan.

Pihakny akan melaporkan kasus ini ke polisi untuk mengusut tuntas siapa pelaku di balik kematian anaknya. "Saya hanya ingin keadilan untuk anak saya," tegasnya.

Laporan Reporter: Tony Hermawan | Sumber: Tribun Jatim

0 Komentar

Posting Komentar