Surabaya - Dunia digital yang saat ini telah membanjiri kehidupan nyata dapat menjadi bumerang jika tidak dapat memanfaatkan secara positif.

Hal itulah yang disadari SMA Trimurti Surabaya. Sebelum menjadi bencana besar, sekolah yang berada di Jalan Gubernur Suryo No 3 itu merubahnya menjadi pendidikan abad 21. Yakni, memanfaatkan dunia digital menjadi sebuah kualitas atau kemampuan melek aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis atau yang ngetren disebut literasi.

"Dalam hal ini kami mencoba memadukan program membaca selama 15 menit di luar mata pelajaran. Sebelum pelajaran dimulai yang diwajibkan menggalakkan program literasi digital yang kami jalankan ini," terang Kepala Sekolah SMA Trimurti Enny Herawati, Kamis (1/3/2018).

Ia menjelaskan, literasi digital yang saat ini sedang digalakkan adalah dengan target aktivitas membaca siswa disekolahnya lebih terkontrol. Pasalnya, materi yang disajikan dalam bentuk aplikasi yang terkoneksi dengan internet. Selain itu, materinya juga berasal dari leterasi kampus-kampus ternama di luar negeri seperti Havard dan Camride.

"Dalam aplikasi literasi digital ini, juga ada tingkatannya dalam membaca. Seluruh Siswa Trimurti dapat mendownload secara langsung. Sementara wali kelas juga mendapat aplikasi berupa report. Dari report tersebut diketahui siswa mana saja yang gemar membaca. Jika ada yang malas-malasan membaca bisa diberikan motivasi," kata Enny.

Minat baca siswa yang rendah, saat ini sudah tidak lagi. pasalnya proses belajar abad 21 mau tidak mau harus segera dijalankan. Apa yang dimaksud abad 21? Enny menjelaskan bahwa kemajuan teknologi, konektivitas, dan masih banyak lagi.

"Kemajuan ini tak hanya menuntut kita untuk up to date pada perkembangan yang terjadi di lingkungan. Maksudnya dengan membudayakan bagi siswa untuk berubah. Tujuannya, agar bisa menyesuaikan kebutuhan zaman," papar Enny.

Sejalan dengan istilah yang digunakan, pihaknya juga mengundang 45 sekolah yang terdiri dari SMP dan SMA negeri serta swasta Kota Surabaya. Mereka diajak turut mengembangkan skill esensial untuk menghadapi tantangan di era global.

"Skill apa saja yang dibutuhkan dalam pendidikan modern ini? Setidaknya, ada empat aspek yang akan dikembangkan melalui sistem pendidikan ala abad 21 yakni: cara berpikir (ways of thinking), cara bekerja (ways of working), penguasaan teknologi (tools of learning), serta kemampuan hidup di dunia global (how to living in the global world). Keempat aspek ini beserta implikasinya dapat dilakukan di kegiatan belajar mengajar sehari-hari," urai Enny.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim di wilayah Surabaya, Sukaryantho secara keseluruhan mendukung penuh terhadap literasi digital yang dijalankan oleh SMA Trimurti Surabaya. 

Menurutnya, dengan cara membentuk budaya membaca lewat dunia digital, dapat menambah kosa kata sebagai basis untuk menulis. Juga wawasan siswa terhadap dunia luar akan terbuka.

"Jika membaca dan menulis itu sudah menjadi gaya hidup maka dapat menambah ide dan gagasan para siswa. Mereka juga memiliki wawasan yang luas," ungkapnya.

Namun jika dunia digital itu diibaratkan lautan terbuka yang dapat membawa dampak positif maupun negatif, maka Sukaryanto meminta pihak sekolah agar membuat arahan atau guiden.

"Saya harap ada capaian dalam perjalanan literasi digital itu, seperti para siswa harus menjadi pantauan yang dapat menjadi bahan report terhadap perkembangan anak," tandasnya. [ito/suf]

Sumber : http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/322587/sekolah_ini_galakkan_literasi_digital.html